Buat kamu yang suka kopi kuat dan pekat, espresso pasti udah jadi andalan. Tapi, bikin espresso itu nggak asal tuang air panas ke kopi ya! Ada teknik khusus yang harus dipahami biar hasilnya bisa kental, pahitnya pas, dan punya crema di atasnya.
Espresso itu dasarnya dari tekanan tinggi yang mendorong air panas lewat kopi bubuk halus. Proses ini cuma butuh waktu sekitar 25–30 detik. Tapi jangan salah, dalam waktu singkat itu semua rasa dan aroma kopi langsung diekstraksi maksimal.
Nah, buat kamu yang pengen tahu cara bikin espresso yang bener, yuk kita bahas langkah-langkahnya. Dijamin setelah ini kamu jadi lebih paham soal esensi kopi yang sering jadi dasar menu di coffee shop.
1. Siapkan Alat dan Bahan Dulu
Pertama, kamu butuh mesin espresso. Kalau belum punya, bisa cari yang otomatis, semi-otomatis, atau manual, tergantung bujet dan selera. Tapi intinya, mesin itu harus bisa menghasilkan tekanan minimal 9 bar.
Lalu, siapkan kopi bubuk yang digiling halus, khusus untuk espresso. Biasanya grind size-nya lebih halus dari kopi buat V60, tapi nggak sehalus bubuk kopi sachet ya. Gunakan sekitar 18–20 gram kopi buat hasil double shot.
Air juga penting. Gunakan air bersih yang nggak bau dan punya kadar mineral seimbang. Kalau bisa, pakai air galon atau hasil filter biar rasa kopinya tetap murni.
2. Panaskan Mesin dan Portafilter
Sebelum mulai seduh, panaskan dulu mesinnya sekitar 15–30 menit. Mesin yang hangat bantu menjaga suhu air tetap stabil waktu menyeduh. Ini penting banget buat ekstraksi yang merata.
Lalu, pasang portafilter (wadah untuk kopi bubuk) ke group head mesinnya sebentar supaya ikut panas. Jangan langsung masukin kopi kalau portafilter-nya masih dingin, nanti suhu ekstraksi jadi turun.
Setelah hangat, ambil portafilter, keringkan, dan isi dengan bubuk kopi. Ratakan permukaan bubuknya, lalu tekan dengan tamper sampai padat dan rata. Tekanan tamper juga harus konsisten, sekitar 15–20 kg tekanan.
3. Proses Ekstraksi Espresso
Pasang portafilter yang sudah berisi kopi ke mesin. Pastikan terkunci rapat ya! Lalu langsung tekan tombol ekstraksi dan mulai hitung waktunya. Idealnya, espresso keluar antara 25–30 detik.
Kalau terlalu cepat, berarti gilingan kopinya terlalu kasar atau tekanannya kurang. Kalau terlalu lama, bisa jadi kopinya terlalu halus atau terlalu padat. Hasil yang ideal adalah 30 ml espresso per shot, dengan lapisan crema tipis di atasnya.
Rasanya harus pekat, bold, tapi tetap halus. Kalau kamu bisa dapetin rasa seimbang antara pahit, manis, dan sedikit asam, berarti kamu udah berhasil bikin espresso yang mantap.
4. Nikmati Espresso dengan Cara yang Benar
Setelah berhasil bikin espresso, jangan langsung di tinggal gitu aja. Espresso paling nikmat di nikmati langsung setelah di seduh. Suhunya masih pas, aromanya belum menguap, dan crema-nya masih utuh.
Kalau kamu suka kopi pahit, bisa di nikmati tanpa tambahan apapun. Tapi kalau pengen variasi, kamu bisa tambahkan sedikit gula, susu, atau bahkan bikin jadi cappuccino atau latte.
Intinya, espresso itu fondasi dari banyak minuman kopi kekinian. Jadi, ngerti cara bikinnya bukan cuma buat gaya-gayaan, tapi juga biar kamu bisa eksplorasi kopi lebih jauh.
Kesimpulan
Bikin espresso itu kelihatannya simpel, tapi ternyata penuh detail. Mulai dari alat, suhu, tekanan, sampai teknik tamping semuanya punya peran penting. Sekali salah, rasanya bisa gagal total.
Tapi tenang, semua bisa dilatih kok. Makin sering kamu bikin, makin terasa feeling nya. Jangan takut bereksperimen dengan takaran dan waktu ekstraksi biar nemu rasa yang kamu suka.
Yang penting, selalu mulai dari dasar yang benar. Karena secangkir espresso yang sempurna itu dimulai dari teknik yang tepat dan semangat ngopi yang nggak setengah-setengah.